March 25, 2008

Rieke Dyah P.

A Bathroom's Daydream

It might be good,
not to take notes of life
in the pages of diary book
One time,
if we read it again
sweet, makes us want to go back
bitter, makes our sorrow unforgettable
It might be good,
reflect on life
in a quiet bathroom
No need to be ashamed,
to remember, smile or cry
After that,
flush all of them
be ready to receive new food
that is better than yesterday

Renungan Kloset

Ada baiknya,
tak mencatat hidup
dalam lembarlembar buku harian

Suatu masa,
jika membacanya lagi
manis, membuat kita ingin kembali
pahit, membuat duka tak bisa lupa
Ada baiknya,
merenung hidup
dalam kloset yang sepi
Tak perlu malu,
mengenang, tersenyum atau menangis
Setelah itu,
siram semua
bersiap menerima makanan baru
yang lebih baik dari kemarin
Yogya, 01102001
Good Morning, God!

I open the window,
God greets me
"what do you want today?"
"God," I said, "liberate all the oppressed souls"

God smiles through fragrance of roses

My parrot sings happily enjoying the smell
I open the cage
extend my hand inside
touch her
She looks at me in doubt
I nod my head
She flies to the blue sky
Good morning God
Thank you
Selamat Pagi Tuhan
Kubuka jendela kamar,
Tuhan menyapa
“apa yang kau inginkan hari ini?”
“Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas”

Tuhan tersenyum di semerbak mawar

Nuriku berkicau lirih mencium harumnya
kubuka sarangnya
ulurkan tangan
menyentuhnya
Ia menatap tak percaya
aku mengangguk
Ia terbang menuju langit biru
Selamat pagi Tuhan
Terimakasih

Jakarta, 01102001
RRI, 06:00 WIB (Radio of the Republic of Indonesia, 06:00 West Indonesian Time)
: Attorney General Baharudin Lopa

They're over, the cheerful songs greeting the morning

I pour a glass of water, and drink it all
you're talking over there in the corner,
delivering the news
to us [listeners]
to [everybody]

An obituary pierces the morning dew

the sun jumps up suddenly
the bird stops singing
nature sorrows
silent
listen to the breeze whisper!
"soon, this dry soil will crack even more"

Another song is played again

I light a cigarette, blow the smoke
I see some people laugh, in the smoke
to joyfully welcome the bad news

Jakarta, 04072001
RRI, 06:00 WIB
: Jaksa Agung Baharudin Lopa
Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi


Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas
kau bicara di ujung sana,
menyampaikan kabar
pada kami
pada kita semua

Sebuah berita kematian menusuk embun

mentari terlonjak
burung berhenti bersenandung
alam berkabung
terdiam
dengarkan bisik angin!
"sebentar lagi, tanah ini semakin retak!"

Sebuah lagu didendangkan

Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap
kulihat ada yang tertawa, dalam asap
menyambut suka cita, sebuah kabar duka

Jakarta, 04072001
Why Do I Love You?

your eyes look at my eyes
your fingers touch my fingers
you smile, I’m flattered;
a simple beginning of love
because
Your love is no more than a morning
that always wakes (me) up

you open the net of my heart,
you pour the wine into my cup,
two centimeter from the bottom,
‘I don’t want you to be drunk’, you said

because
your love is no more than light that
accompanies the night

no enchant chain of words,
my words sink into your hugs
your words are foundered in my hands’ reach,
your heartbeats thunder my chest, explode but does not
scratch, ripples but does not become waves,
moves softly,
closes my eyes and your eyes in the beauty
that does not soar

because
Your love is no more than a swallow of water that
quench my thirst

you do not let my sorrow becomes cry,
you do not let my laugh makes me be forgetful,
you never put stocks in my leg so that
I can walk, run,
you never tie chains in my hands,
so that I can hold the world,
to materialize hope,
because
Your love is the blanket that calms me

you let me:
go and come in your poem
to choose the lyrics to write my story
because
Your love is the wind that guides me
you liberate me
into an independent soul

that’s why
I love you
indeed…

Cengkeh, 24012003
Mengapa Aku Sayang Padamu?

matamu memandang mataku,
jemarimu menyentuh jemariku,
kau tersenyum, aku tersipu;
awal kasih yang sederhana,
karena
Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi
yang selalu membangunkan

kau singkap kelambu hatiku,
kau tuang anggur dalam cawanku,
dua centi meter dari dasarnya,
'aku tak ingin kau mabuk', katamu

karena
Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang
menemani malam

tak ada rangkaian kata yang mempesona,
kata-kataku tenggelam dalam dekapmu,
kata-katamu karam dalam rengkuhanku,
detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak
menggores, beriak namun tak jadi gelombang,
berayun lembut,
mengatupkan mataku matamu dalam indah
yang tak menjulang

karena
Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang
menghapus dahagaku

kau tak biarkan sedihku menjadi tangis,
kau tak biar tawaku jadi lupa,
kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar
aku bisa berjalan, berlari,
kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku,
agar aku bisa genggam dunia,
meraih harapan,
karena
Sayangmu selimut yang menentramkan

kau biarkan aku:
pergi dan datang dalam puisimu
memilih syair menulis kisah sendiri
karena
Sayangmu angin yang membimbing
kau bebaskan aku
jadi jiwa mandiri

karena itu
aku sayang padamu
sungguh...

Cengkeh, 24012003
I'm Sorry

I'm sorry,
I cannot write a lot
the ink is empty
I scratched the sky last night
with your name....

Jakarta, 12082001
Maaf

Maaf,
Tak bisa kutulis banyak
Tinta habis
Tadi malam kugoresi langit
dengan namamu......

Jakarta, 12082001

0 comments: